Kelompok teroris Abu Sayyaf dikabarkan telah menyerang kapal Indonesia Brahma 12 dan berhasil menyandera belasan awak kapalnya.
Kapal tug boat yang melayani rute Banjarmasin-Filipina itu diserang pada Sabtu (26/3). Para pembajak itu meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar.
Sementara kapal Tugboat yang diserang sudah ditinggalkan dan ditemukan kepolisian Filipina di daerah Tawa-tawi dalam kondisi kosong. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso membenarkan kabar penculikan itu.
"Berita itu benar (10 WNI disandera)," ujar pria yang akrab disapa Bang Yos. "(Minta tembusan) 50 juta peso," katanya. Kapal Brahma 12 itu mengangkut batubara bertolak dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Filipina pada 15 Maret.
Hingga kini pihak Kementerian Luar Negeri masih belum mendapat keterangan rinci terkait kasus ini. "Ini sedang dicek, lagi dikonfirmasi bagaimana peristiwanya dan berapa orang persisnya oleh Tim Perlindungan WNI," terang Juru Bicara Kemlu Arrmanatha.
Kapal tug boat yang melayani rute Banjarmasin-Filipina itu diserang pada Sabtu (26/3). Para pembajak itu meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau sekitar Rp 15 miliar.
Sementara kapal Tugboat yang diserang sudah ditinggalkan dan ditemukan kepolisian Filipina di daerah Tawa-tawi dalam kondisi kosong. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso membenarkan kabar penculikan itu.
"Berita itu benar (10 WNI disandera)," ujar pria yang akrab disapa Bang Yos. "(Minta tembusan) 50 juta peso," katanya. Kapal Brahma 12 itu mengangkut batubara bertolak dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, menuju Filipina pada 15 Maret.
Hingga kini pihak Kementerian Luar Negeri masih belum mendapat keterangan rinci terkait kasus ini. "Ini sedang dicek, lagi dikonfirmasi bagaimana peristiwanya dan berapa orang persisnya oleh Tim Perlindungan WNI," terang Juru Bicara Kemlu Arrmanatha.
0 Response to "MINTA TEBUSAN Rp 15 MILIAR, BEGINILAH NASIB 10 WNI YANG DI SANDERA TERORIS"
Post a Comment