Efek sikap pemerintah China yang mengintervensi penegakan hukum pada kapal pencuri ikan berbendera negara itu, KM Kway Fey 10078, di perairan Natuna, nampaknya bakal bikin jalinan ke-2 negara panas. Menteri Kelautan serta Perikanan, Susi Pudjiastuti juga memohon TNI Angkatan Laut (AL) untuk mengerahkan kapal perangnya di Perairan itu.
Menyikapi keinginan itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Ade Supandi menyebutkan bila pihaknya telah menyiagakan kapal perangnya di perairan itu.
" Di sana telah standby. Kita disana ada lima kapal, Armada Barat, disediakan untuk di Natuna, Laut China Selatan s/d Karimata, " kata Ade di Jakarta, Selasa (22/3/2016).
Dia menyampaikan, kapal perang punya TNI AL telah ada di perairan itu mulai sejak momen berlangsung sekian hari lantas.
Tetapi masalah kemampuan pasukan, kata Ade, dianya menanti instruksi dari Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. " Bila masalah kemampuan itu panglima yang memastikan pada asesmen, keadaannya, " tutur Ade.
Seperti diketaui, kapal pengawas Kementerian Kelautan serta Perikanan (KKP) Hiu 11 mendeteksi ada gerakan kapal ikan China, Kway Fey 10078, di perairan Natuna, Propinsi Kepulauan Riau pada Sabtu (19/3/2016) lantas.
Waktu itu, saat tengah berpatroli petugas tahu bila kapal Kway Fey 10078 terdaftar ada di sekitaran koordinat 5 derajat lintang utara serta 109 derajat bujur timur yang disebut lokasi Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).
Lantaran lakukan pelanggaran, petugas segera lakukan pengejaran sembari melepas tembakan peringatan. Pengejaran itu juga pada akhirnya sukses hentikan kapal itu, serta petugas KKP selekasnya menuju kapal Kway Fey dan mengamankan sejumlah delapan awak buah kapal (ABK).
Tetapi waktu KM Kway Fey bakal dibawa petugas KKP, mendadak datang kapal coastguard China yang datang mendekat serta menabrak Kway Fey, dengan sangkaan supaya kapal ikan asal China itu tak dapat dibawa ke daratan Indonesia.
Untuk hindari perseteruan, petugas KKP meninggalkan Kway Fey serta kembali pada KP Hiu 11, dengan cuma sukses membawa delapan ABK.
Klaim China
Menyikapi permasalahan itu, Kementerian Luar Negeri Cina menyebutkan sangsi dengan klaim versus Indonesia berkaitan insiden serta klaim lokasi itu. Menurut mereka, nelayannya mencari ikan di lokasi penangkapan tradisonalnya (Traditional Fishing Zone).
" Peristiwa itu berlangsung di lokasi penangkapan ikan tradisional nelayan China sebelumnya terserang serta diganggu kapal bersenjata Indonesia, " catat info resmi Kemenlu Cina.
Pemerintah China juga dengan cara tegas memohon sesegera mungkin saja supaya Indonesia melepas beberapa nelayan yang ditahan serta menanggung keselamatan mereka.
Sesaat Menteri Susi yang mendengar pernyataan itu menyebutkan bakal membawa permasalahan itu ke Mahkamah Internasional sebagai usaha memastikan batas lokasi laut yang disengketakan ke-2 negara.
" Mungkin saja kita bakal bawa masalah ini ke international. Sebab cepat atau lambat permasalahan ini mesti terang, " tutur Susi.
Susi menerangkan, tim Kementerian Kelautan serta Perikanan menangkap nelayan China di posisi 05°05, 866'N. 109°07, 046'E jarak 2, 7 mil haluan 67°. Posisi itu masuk dalam lokasi Indonesia.
Menteri Susi menyatakan, sampai sekarang ini tak ada perjanjian internasional apapun yang mengaku klaim Pemerintah China bila tempat itu sebagai lokasi tradisional nelayan Cina.
Dia meyakinkan bila Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di Laut China Selatan mutlak lokasi punya Indonesia.
sumber: nasional.harianterbit.com
0 Response to "INDONESIA VS CHINA MEMANAS DI LAUT,TNI SIAGAKAN KAPAL PERANG DI NATUNA,.SIMAK SELENGKAPNYA..!!!"
Post a Comment