Visitor LIVE

Mesothelioma Cancer News Diagnóstico y tratamiento del mesotelioma pleural maligno Mesothelioma Law Firm mesothelioma cancer mesothelioma asbestos

7 Pola Asuh yang Penyebab Anak Menjadi LGBT

IKLAN 300x600 ( Yang Sudah Diparse)
Fenomena LGBT merebak, sehingga berbicara tentang pengasuhan tepat agar anak terhindar dari LGBT menjadi menarik. Ini karena pola asuh yang baik berperan signifikan dalam mencegah LGBT. Bagaimana mencegah anak-anak  kita dari pengaruh LGBT? Berikut 7 pola asuh penyebab anak menjadi LGBT menurut Ibu Elly Risman, MPsi.

1. Orangtua yang Tidak Peduli
 Psikolog anak lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, kebanyakan orangtua cuek atau abai, kurang peduli, bahkan seolah kurang ngeh terhadap anak-anak mereka, sehingga menyebabkan para anak khususnya anak laki-laki menjadi lemah dalam BMM. Yaitu lemah dalam B yaitu berfikir, lemah dalam M yaitu memilih, dan lemah dalam M yaitu Mengambil keputusan.


2. Hilangnya Peran Papa
 Tidak sedikit orangtua yang keliru saat mengasuh anak laki-laki. Kenapa anak laki-laki? Karena menurut penelitian, otak kiri laki-laki selalu lebih kuat dibanding otak kiri wanita. Namun, sambungan antara otak kanan dan otak kiri pada wanita lebih baik. Sehingga para lelaki sangat mudah fokus pada suatu hal berbeda dengan wanita yang mampu memikirkan banyak hal dalam satu waktu.

Anak laki-laki menjadi banyak yang salah asuh karena kurangnya sosok ayah dalam kehidupannya untuk mengembangkan otak kirinya tersebut. Para ayah biasanya sibuk mencari nafkah sehingga hanya punya waktu untuk keluarga hanya beberapa jam di malam hari dan akhir pekan, itupun kalau tidak ada proyek apa pun. Itu pun kalau Papa mau meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan anak.

Elly melihat, saat ini peran ayah semakin tak terlihat dalam pengasuhan anak. Zaman dahulu, para ayah selalu mengusahakan agar punya banyak waktu dengan keluarga, sebut saja ayah dari Ibu Elly Risman ini. Beliau bekerja tak jauh dari rumah sehingga beliau selalu bisa menyempatkan waktu bermain bersama anak. Semakin kesini, sosok ayah semakin hilang dan tak lain hanya sebatas pencari nafkah. Untuk itu, baik Mama dan Papa perlu meluangkan waktu agar dapat bermain dan berinteraksi dengan anak-anak.

3. Anak Lelaki Terlalu Banyak Berinteraksi dengan IBU
Karena ayah tidak hadir, maka yang mendidik si anak laki-laki ini sepenuhnya adalah si ibu. Contohnya saja begini ketika si anak laki-laki masih kecil, si anak ini dijadikan wadah curhat si ibu terhadap suami nya atau ayah dari si anak tersebut. Pada akhirnya si anak laki-laki ini akan membanding bandingkan sosok ayahnya dengan ayah-ayah yang lain.

Belum lagi ketika si anak laki-laki beranjak dewasa. Dikarenakan selalu kemana-mana sama ibu dan kurang ajakan dari si ayah. Misalnya saja ketika menemani si ibu nyalon. Kurangnya, interaksi dengan ibu membuat anak tidak punya model identifikasi untuk menjadi lelaki saja, bagaimana ia berperilaku, bersikap, dan merasa sebagai laki-laki.

4. Anak Perempuan Kurang Kasih Sayang AYAH
 Selanjutnya si anak perempuan. Banyak sekali anak perempuan yang kekurangan pengasuhan sang ayah. Sang ayah pergi di subuh hari menitipkan uang jajan kepada si anak, pergi bekerja kemudian kembali malam hari. Banyak ayah yang mengira tugasnya hanyalah sebatas memberi nafkah untuk belajar si anak kemudian lepas tangan terhadap yang lain.

Kurangnya kasih sayang lawan jenis khususnya sang ayah kepada si anak perempuan ini meskipun hanya dari sekedar pelukan tidak sedikit yang menjadikannya pada akhirnya lebih nyaman mendapat kasih sayang dari teman atau sosok lain. Kalau teman atau sosok lainnya tidak bermasalah, tidak mengapa, tapi kalau mengalami kelainan, bisa ditebak apa yang akan terjadi pada si anak.

Bagaimana sebenarnya akibat dari peran ayah yang lepas terhadap anaknya?

Menurut beberapa penelitian atas kurangnya peran sang ayah terhadap anaknya. Hilangnya peran ayah dapat menyebabkan anak laki-laki menjadi nakal, agresif, narkoba, dan pada ujungnya seks bebas. Sementara pada anak perempuan akan berdampak depresi, dan selanjutnya seks bebas.
Ingat, peran orangtua sangat vital dalam awal terbentuknya LGBT.

5. Kurang Pemahaman AGAMA
 Selanjutnya adalah kurangnya pemahaman agama, atau agama cuma sekedar lewat. Agama hanya dikenalkan lewat berbagai ritual, tidak melalui penanaman nilai-nilai dan perilaku.

6. Terlalu Bebas Menggunakan GADGET
 Kemudian yang paling umum sekarang adalah para orangtua banyak yang belum begitu paham dengan gadget seperti smartpone, tablet, dan komputer.

Anak laki-laki menjadi sasaran utama dari pornografi dan narkoba. Mengapa? karena laki-laki memiliki otak kanan dominan yang lebih mudah fokus, memiliki hormon testosteron atau hormon seks yang lebih, serta penampilan fisik kemaluan yang di luar sehingga lebih mudah di stimulasi menjadikan anak laki-laki sangat mudah terserang pornografi dan narkoba. Dan para orang tua hilang kendali atas semua ini.

Anak laki-laki jaman sekarang ini sudah akil baligh di umur 11-13. Kenapa bisa begitu? Gizinya bagus, namun rangsangan seks nya juga bagus. Dapat dari mana? Dari seluruh gadget yang di berikan para orangtua dengan cuma-cuma tanpa pengawasan, dengan mudahnya memberikan gadget bahkan dengan kuota internetnya yang melimpah tanpa pengawasan sedikitpun.

7. Anak Terpapar PORNOGRAFI
 Semuanya berawal dari gadget, dari segala apps yang ada di dalamnya. Segala info dan hal negatif dengan mudah didapatkan anak dari gadget yang diberikan oleh orangtuanya sejak dini. Bahkan mengalahkan segala asuhan orangtuanya. Pada akhirnya orangtua hanya dijadikan sesosok penegak hukum yang dimana didepannya para anak menjadi sosok pribadi yang lain dibanding sosok pribadi aslinya di pergaulannya.

Pornografi masuk melalu mata, kemudian diolah dengan hati. Maka BMM tadi pada anak sangat penting bagi anak. Pada akhirnya merangsang dopamin, menyebabkan ketagihan, sehingga berusaha meniru bahkan mencoba.

Maka orang tua yang santai saja, merasa aman-aman saja dengan gadget dan segala hal yang diberikan kepada anaknya ini lah yang berbahaya.


Dan yang namanya pornografi itu pasti sepaket dengan LGBT. Berawal dari pornografi antar lawan jenis dan berujung pada rasa penasaran terhadap pornografi sesama jenis dan membawa kepada LGBT.
IKLAN RENPONSIF ( Yang Sudah Diparse )

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

0 Response to "7 Pola Asuh yang Penyebab Anak Menjadi LGBT"

Post a Comment

VISITOR