UIN SGD Bandung Berencana Membuka Jurusan Sinematografi Dakwah.
Tampil bersama Guru Besar Komunikasi UIN Bandung, Prof. Dr. Asep S. Muhtadi, Deddy Mizwar yang juga dikenal sebagai sineas, sutradara, aktor, dan produser, mengatakan, film itu adalah sihir karena memiliki kekuatan untuk mengajak penikmatnya masuk dalam sebuah skenario.
"Seperti film Titanic," katanya memberi contoh. "Setiap kali kita menonton pasti akan tersentuh, lalu menangis. Bagaimana hebatnya film membuat hati kita tersentuh dan masuk untuk menikmati setiap ceritanya,” jelasnya.
"Seperti film Titanic," katanya memberi contoh. "Setiap kali kita menonton pasti akan tersentuh, lalu menangis. Bagaimana hebatnya film membuat hati kita tersentuh dan masuk untuk menikmati setiap ceritanya,” jelasnya.
Deddy juga mencontohkan film Rambo. Dengan film itu, kata Deddy, Amerika Serikat mengubah kekalahan perang di Vietnam menjadi sebuah kemenangan. Persepsi dunia tentang Amerika pun berbeda dengan kenyataan kalah dari Vietnam.
“Sihir yang ada dalam sebuah film atau hal-hal strategis yang Amerika manfaatkan tersebut, akan lebih baik juga jika kita manfaatkan untuk dakwah Islam melalui film. Menyampaikan hal baik dalam agama, namun kemasannya film,” kata dia.
Soal sinematografi dakwah, Deddy mengatakan, dampak dakwah melalui film akan terasa lebih efektif. "Karena saya yakin keluarga Islam di Indonesia pasti butuh tontonan yang baik untuk keluarganya,” jelasnya.
Sebelumnya, Prof. Asep S. Muhtadi yang menjadi penggagas seminar mengatakan, acara ini digelar sebagai bagian dari persiapan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Bandung membuka jurusan Sinematografi Dakwah.
Deddy Mizwar berharap, prodi tersebut selain menciptakan mahasiswa berbasis agama tetapi juga bisa mencetak mahasiswa yang pandai membuat film dan skenario.
Ia menilai, keberadaan film, terutama yang bergenre dakwah sering mengalami penyimpangan karena terjebak pada tuntutan hiburan semata.
Deddy berharap dengan keberadaan prodi tersebut bisa menciptakan penulis skenario yang bagus sesuai nilai islam sekaligus menghibur. “Kadang dari film-film dakwah yang ada di televisi saat ini, itu adalah masalah konten yang tidak jelas,'' katanya.
Bahkan, kata dia, selain tak jelas, kadang malah menyimpang dari nilai Islam itu sendiri, karena lebih pada sifat hiburannya semata. Ia berharap, mahasiswa yang memiliki wawasan agama, bila diberi keterampilan untuk menjadi penulis skenario bisa menghasilkan cerita yang berkualitas. (uinsgd/republika/jabarnews).*
Deddy berharap dengan keberadaan prodi tersebut bisa menciptakan penulis skenario yang bagus sesuai nilai islam sekaligus menghibur. “Kadang dari film-film dakwah yang ada di televisi saat ini, itu adalah masalah konten yang tidak jelas,'' katanya.
Bahkan, kata dia, selain tak jelas, kadang malah menyimpang dari nilai Islam itu sendiri, karena lebih pada sifat hiburannya semata. Ia berharap, mahasiswa yang memiliki wawasan agama, bila diberi keterampilan untuk menjadi penulis skenario bisa menghasilkan cerita yang berkualitas. (uinsgd/republika/jabarnews).*
0 Response to "UIN Bandung Gelar Seminar Sinematografi Dakwah"
Post a Comment