AMERIKA SERIKAT-Untuk membantu menstabilkan gas rumah kaca dan menjaga pemanasan global di bawah dua derajat Celcius, kita perlu mengubah jalur pertumbuhan biasa menjadi pertumbuhan dengan jejak karbon yang lebih kecil. Hal ini selaras dengan agenda pembangunan pasca 2015.
"Saya yakin GGGI dapat memainkan peran kunci untuk mengarusutamakan pertumbuhan hijau, pertumbuhan berwawasan lingkungan. GGGI harus menjadi yang terdepan dari pembahasan mengenai isu-isu global," kata Presiden SBY pada bagian lain pidato penerimaannya atas tawaran menjadi Presiden Majelis dan Ketua Dewan Global Green Growth Institute (GGGI), di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9) sore waktu setempat.
Presiden SBY kemudian menceritakan bagaiman Indonesia telah memiliki pertumbuhan berwawasan lingkungan sebagai paradigma pembangunan. Hal ini didasarkan pada komitmen untuk efisiensi dengan penekanan besar pada nilai sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta pemberantasan kemiskinan melalui penciptaan lapangan kerja. Sementara pada saat yang sama memastikan pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan.
"Kami saat ini menerapkan strategi empat track pembangunan, yakni pro-poor, pro-job, pro-pertumbuhan, dan pro-lingkungan," SBY menjelaskan.
Indonesia, lanjut SBY, ingin memastikan pertumbuhan yang kuat, seimbang, berkelanjutan, dan inklusif tanpa merusak lingkungan. Dengan pendekatan ini, perekonomian Indonesia mencapai tingkat pertumbuhan rata-rata 5,9 persen dari tahun 2009 hingga 2013. Sementara itu, angka kemiskinan turun dari 19,4 persen pada tahun 2000 menjadi 11,3 persen pada 2013.
Indonesia juga berkomitmen menurunkan 26 persen emisi gas rumah kaca pada tahun 2020. Akan menjadi 41 persen dengan dukungan internasional. "Tapi, ini bukan untuk menyangkal bahwa kami juga menghadapi tantangan berat dalam hal deforestasi dan degradasi lahan. Lebih dari dua pertiga dari emisi gas rumah kaca Indonesia adalah karena masalah ini," SBY menambahkan.
Oleh karena itu, Presiden SBY bersyukur bahwa GGGI berkomitmen untuk mendukung upaya-upaya Indonesia untuk melakukan pertumbuhan berwawasan lingkungan atau hijau. "Kami menghargai program institut untuki Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (REDD+), yang merupakan katalis pertumbuhan hijau di Provinsi Indonesia Tengah dan Kalimantan Timur," Presiden SBY menandaskan.*** (yor/har)
KETERANGAN GAMBAR : Presiden SBY menyampaikan sambutan penerimaan memimpin GGGI, di Markas PBB, New York, AS, Selasa (23/9) sore. ***(foto: cahyo/presidenri.go.id)
0 Response to "GGGI Harus Terdepan dalam Pengarusutamaan Pertumbuhan Hijau"
Post a Comment